Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Kamis, 24 Juli 2014

curhat dikit kwand,,,

sudah cukup lama si nggak buka blog ataupun media sosial untuk berbagi informasi.mungkin teman-teman selalu up to date untuk sesuatu yang berbau teknologi. baik itu di gadget, media sosial maupun informasi tentang perkembangan teknologi, melihar itu rasanya saya gaptek banget deh. melihat diri saya dengan usia yang nggak tua-tua banget malah gak ngikuti perkembangan, mungkin ke depannya saya bakalan sering up date d blog ini, jadi mohon bantuannya ya, :D

Jumat, 03 Agustus 2012

Gepolimer

neh sekedar info buat temen-temen tentang Geopolimer,
geopolimer pertama kali diperkenalkan oleh Joseph Davidovits sejak tahun 70an. Objek yang pertama kali diteliti adalah tentang struktur mineral dari piramid. Sebelumnya, piramid dibuat dengan menyusun balok-balok raksasa, namun berdasarkan penelitian Davidovits, piramid dibuat dengan metode re-aglomerasi batuan. Atau dengan kata lain, pada saat itu piramid dibangun dengan cara seperti dengan cara modern, yaitu semacam “semen” jaman dulu.

Penelitian selanjutnya, Davidovits menemukan bahwa “semen” tersebut dapat dibuat dengan mencampurkan metakaolinit dan larutan alkali, misalnya NaOH, KOH, dll. Material baru tersebut dinamai geopolimer. Dibandingkan dengan Semen Portland biasa, geopolimer memiliki keunggulan yaitu lebih ramah lingkungan dan hemat energi. Sebagaimana telah diketahui, produksi Semen Portland juga akan menghasilkan gas Karbondioksida yang menyebabkan efek rumah kaca. Geopolimer tidak memiliki efek samping tersebut bahkan bisa dibuat dari fly ash, abu layang batubara, yang termasuk limbah berat. sebagaimana penelitian
Ikeda et al. (1998), Xu dan van Deventer (2000), Swanepoel and Strydom (2002), van Jaarsveld et al. (2002, 2003) dan Bakharev (2005) juga telah mengembangkan geopolimer dari sumber aluminosilikat yang lain, seperti fly ash.

Beberapa riset juga menunjukkan bahwa geopolimer memiliki kinerja yang cukup tinggi sebagai material bangunan(Palomo et al., 1992; Davidovits and Davidovics, 1988). Bahkan memiliki ketahanan terhadap serangan asam (Bakharev, 2005).

Dalam aplikasinya, geopolimer tidak hanya sebagai material bangunan, tetapi juga immobilisasi logam berat (Van Jarsveld, 1998), material tahan api (Davidovits, 2002) bahkan sebagai material pelapis mesin F1 untuk menahan panas mesin agar tidak sampai merusak bodi yang terbuat dari fiber. Hebat bukan…

Referensi :

Bakharev, T., (2005) “Resistance of geopolymer materials to acid attack”, Cement and Concrete Research 35, page658–670

Barbosa, V.F.F., MacKenzie, K.J.D., Thaumaturgo, C., (2000) “Synthesis and characterization of materials based on inorganic polymers of alumina and silica: sodium polysialate polymers”, International Journal of Inorganic Materials 2, page 309–317

Cioffi, R., Maffucci, L., Santoro, L., (2003) “Optimization of geopolymer synthesis by calcination and polycondensation of a kaolinitic residue”, Resources Conservation and Recycling 40, page 27–38

Davidovits, J., (1989) “Geopolymers and geopolymeric materials”, Journal of Thermal Analysis 35, page 429–441

Palomo, A., Macı´as, A., Blanco, M.T., Puertas, F., (1992) “Physical, Chemical and mechanical characterization of geopolymers”, In: Proceedings of the 9th International Congress on the Chemistry of Cement, New Delhi, India 5, page 505–51


Xu, H., van Deventer, J.S.J., (2000) “The geopolymerization of aluminosilicate minerals”, International Journal of Mineral Processing 59, page 247–266

Minggu, 29 April 2012

nah buat temen-temen yang belum tahu tentang bougenvil atau bunga kertas ini aku aada sedikit info,,,
Bunga kertas berasal dari Amerika Latin dan ditemui oleh Antonie de Bougainveille pada tahun 1769-1776 di Brazil. Fasa pembungaan bunga kertas ini agak aneh kerana jika ianya tumbuh di tempat yang kurang subur dan kering, pokok ini akan menghasilkan bunga yang lebat. Dari 13 spesies bunga kertas ini, yang paling banyak ditanam ialah Bougenvillia spectabilis dan Bougenvillia glabra. Semuanya tergolong dalam famili Nyctaginaceae. B. spectabilis berbunga cerah dengan untaian bunga yang menonjol dan rangkaian yang cukup panjang, warnanya ialah putih, ungu, orange dan merah. B. glabra mempunyai bentuk bunga yang kurang menonjol kerana bunganya muncul

Jumat, 13 Agustus 2010

awal dari puasa ramadhan (saum).



Kata saum makna aslinya berpantang dalam arti sebenar-benarnya (al-imsaku ‘anil-fi’li), mencakup pula berpantang makan, bicara, dan berjalan. Seekor kuda yang berpantang makan dan berjalan, disebut saim. Demikian pula angin pada waktu mereda, dan siang hari pada waktu mencapai tengah-tengahnya, juga disebut saum (R). Kata saum dalam arti berpantang bicara, digunakan oleh Qur’an Suci dalam wahyu Makkiyah permulaan: “Katakanlah, aku bernazar puasa kepada Tuhan Yang Maha-pemurah, maka pada hari ini aku tak berbicara dengan siapa pun” (19:26). Menurut istilah syari’at Islam, kata saum atau siyam berarti puasa, atau berpantang makan dan minum dan hubungan seksual mulai waktu fajar hingga matahari terbenam.

Aturan puasa dalam agama Islam
Dalam agama Islam, aturan puasa itu ditetapkan setelah aturan shalat. Kewajiban puasa itu ditetapkan di Madinah pada tahun Hijrah kedua, dan untuk menjalankan ini, ditetapkanlah bulan Ramadan. Sebelum itu, Nabi Suci biasa melakukan puasa sunnat pada tanggal 10 bulan Muharram, dan beliau menyuruh pula supaya para sahabat berpuasa pada hari-hari itu. Menurut Siti ‘Aisyah, tanggal 10 Muharram dijadikan pula hari puasa bagi kaum Quraisy (Bu. 30:1).

Jadi asal mula adanya aturan puasa dalam Islam, ini terjadi sejak zaman Nabi Suci masih di Makkah. Tetapi menurut Ibnu ‘Abbas, setelah Nabi Suci hijrah ke Madinah, beliau melihat kaum Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram, dan setelah beliau diberitahu bahwa Nabi Musa suka menjalankan puasa pada hari itu untuk memperingati dibebaskannya bangsa Israel dari perbudakan raja Fir’aun, beliau lalu menyatakan bahwa kaum Muslimin lebih dekat kepada Nabi Musa daripada kaum Yahudi, maka beliau menyuruh agar hari itu dijadikan hari puasa (Bu. 30:69).

Adapun aturan puasa dalam bulan Ramadan, itu dimaksud untuk melatih disiplin tingkat tinggi bagi jasmani, akhlak dan rohani, dan ini nampak dengan jelas dengan diubahnya bentuk dan motif puasa, yaitu dengan dibuatnya puasa menjadi aturan yang permanen, dengan demikian, puasa pada bulan Ramadan tak ada hubungannya dengan pengertian puasa pada waktu menderita kesusahan, kemalangan dan berbuat dosa, bahkan dalam Qur’an dijelaskan, bahwa tujuan puasa yang sejati ialah “agar kamu menjaga diri dari kejahatan (tattaqun)”. Kata tattaqun berasal dari kata ittaqa artinya, menjaga sesuatu dari yang membahayakan dan bisa melukainya, atau menjaga diri dari yang dikuatirkan yang akan berakibat buruk pada dirinya (R).

Akan tetapi selain arti tersebut, kata itu digunakan oleh Qur’an Suci dalam arti menetapi kewajiban, seperti tersebut dalam 4:1, dimana diuraikan bahwa kata arham (ikatan keluarga) dijadikan pelengkap (object) dari kata ittaqu; demikian pula kata ittaqullah dimana Allah dijadikan pelengkap bagi kata ittaqu; oleh sebab itu arti kata ittaqa dalam hal ini ialah menetapi kewajiban. Menurut bahasa Qur’an, orang yang bertaqwa (muttaqin), ialah orang yang telah mencapai derajat rohani yang amat tinggi. “Allah adalah kawan orang-orang yang bertaqwa (muttaqin)” (45:19). “Allah mencintai orang muttaqi” (3:75; 9:4, 7). “Kesudahan yang baik adalah bagi orang muttaqin” (7:128; 11:49: 28:83). “Orang muttaqin akan memperoleh tempat perlindungan yang baik” (38:49). Masih banyak lagi ayat yang menerangkan bahwa menurut Qur’an Suci, orang muttaqi ialah orang yang telah mencapai derajat rohani yang tinggi. Oleh karena tujuan puasa itu untuk menjadi orang muttaqi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perintah Qur’an menjalankan puasa itu bertujuan agar orang dapat mencapai derajat rohani yang tinggi.